KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Kerajaan Demak ”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas mata pelajaran sejarah yang dibimbing oleh Ibu Tyas Wahyuningsih S.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga akalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi yang membaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Mojokerto,
20 Februari 2016
PENYUSUN
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................01
KATA PENGANTAR...............................................................................................02
DAFTAR
ISI............................................................................................................03
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................04
B. Rumusan
Masalah..................................................................................04
C. Tujuan......................................................................................................04
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Islam Demak.........................................05
2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak.............................................................06
2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak...........................07
2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya............................................07
2.5 Keruntuhan Kerajaan
Demak..............................................................09
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................13
3.2
Saran......................................................................................................14
LAMPIRAN.............................................................................................................15
..............
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menjelang akhir abad ke-15
seiring dengan kemunduran Majapahi, beberapa wilayah kekuasaannya memisahkan
diri. Runtuhnya kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu di Pulau Jawa berganti
dengan berdirinya kerajaan Demak yang memperluaskan agama Islam di Pulau Jawa.
Menurut tradisi Jawa, kerajaan Demak sebelumnya merupakan Kadipaten dari
kerajaan Majapahit. Kemudian muncul sebagai kekuatan baru dari kebesaran
Majapahit. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di
Pulau Jawa dan di Indonesia pada umunya. Maka dari itu kelompok kami akan
membahas tentang kerajaan Demak untuk mengetahui seluk-belukkerajaan Demak.
B. Rumusan
Masalah
·
Bagaimana terbentuknya kerajaan Demak ?
·
Bagaimana perkembangan kerajaan Demak ?
·
Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya,
dan ekonomi kerajaan Demak ?
·
Bagaimana penyebab keruntuhan kerajaan Demak
?
C. Tujuan
· Mengulas,
mengungkap serta membahas kembali mengenai munculnya kerajaan Demak di pulau
Jawa.
· Memberikan
penjelasan perkembangan pada masa kerajaan Demak
· Mengulas
tentang kehidupan masyarakat pada masa kerjaan Demak
· Memberikan
penjelasan dari penyebab keruntuhan kerajaan Demak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM
DEMAK
Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun
asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
1. menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang mengandung air ( rawa)
2. menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu itu.
3. menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya pegangan atau pemberian.
1. menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang mengandung air ( rawa)
2. menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu itu.
3. menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya pegangan atau pemberian.
2.2 LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK
Dari
hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan
sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa
pendapat mengenai letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).
2.3 PERKEMBANGAN
ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK
Kerajaan
Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya
di daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas
dikelilingi peraiaran laut Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang
terletak antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah pelabuhan yang
penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ), sedangkan Jepara
akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan
nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat dengan
Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah hancur, maka Demak
berkembang menjadi kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan penting
dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena Demak
berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis
1511.
2.4 Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak
terletak di wilayah yang sangat strategis yaitu di jalur perdagangan nusantara
memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam kegiatan
perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung daerah penghasil
rempah-rempah di wilayah Indonesia
bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat. Dengan
demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga didukung oleh
pengusaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau
Jawa. Sebagai kerajaan islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak
juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil
pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan
perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan Demak
memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya
islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam pertama di
pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya
para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang.
Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan
kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang memberi nasihat
kepada Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1] menghancurkan kekuatan potugis dan membuat pertahanan
yang kuat di Indonesia. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara
raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut,
tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun di
Pondok Pesantren, sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah (
Persaudaraan di antara orang- orang Islam )
Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang
menarik yang merupaka peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid
Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan- pecahan kayu yang
disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga.
Di serambi depan Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-
dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih
berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya
akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam.
Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada
beberapa hasil peradaban Demak yang sampai saat ini masih dapat dirasakan.
Misalnya :[2][2][2]
1. Sultan Demak,
Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-undang dan peraturan di
bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara,
sebagai kitab hukum, maka di dalamnya antara lain menerangkan tentang pemimpin
keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka disebut dharmahyaksa dan kertopapatti.
2. Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai
disana, yang sudah dipakai Imam di Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan
orang yang terpenting disana, yaitu nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari
bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu
juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata
istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.
3. Bertambahnya
bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI.
4. Peranan penting
Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam pertama di Jawa. Dengan
Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan hubungan dengan pusat-pusat Islam
Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci, maka dengan kekhalifahan
Ustmaniyah di Turki )
5. Munculnya kesenian,
seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang macapat, pembuatan keris,
dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan para wali yang sezaman
dengan Kerajaan Demak.
6. Perkembangan sastra
Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai timur Jawa yang
mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa selanjutnaya
“diislamkan”.
Kemajuan
Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran serta
Islam dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih
Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para Wali juga turut membantu
kejayaan Kerajaan Demak.
2.5 KERUNTUHAN
KERAJAAN DEMAK
Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di
akhir abad ke-15 hingga awal abad ke 16. Tatkala perjuangan Raden Patah melawan
Portugis belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan oleh
puteranaya, Adipati Unus ( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal denagan nama
tersebut, karena dia pernah dia menyebrang ke utara untuk menyerang Portugis
yang ada disebelah utara( Malaka ). Disamping itu, dikenal dengan nama Cu Cu
Sumangsang atau Aria Penangsang.[3][3][3]Namun sayang, dia hanya memerintah selam tiga tahun
sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak diceritakan. Konon, dia
mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal juang yang berasal dari
daerah-daerah taklukan, terutama yang diperoleh dari Jepara.[4][4][4]
Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/
Tranggana, saudara Adipati Unus. Dia memerintah tahun 1512-1546. Tatkala
memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau
pada saat ini dikenal dengan kota Malang.[5][5][5]Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun
dibangun kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran
Trenggono tidak kalah oleh para pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di
Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan bahaya.Untuk menggempur langsung dia
belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan daerah-daerah yang
dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di
Sumatra Utara. Seorang ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat
melarikan diri dari kepungan orang Portugis, di terima oleh Trenggono.
Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat menghalangi
kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan
Pejajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon.
Sementara itu, Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa
Tengah dan juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan
dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap
Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono
Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha hebat
di Demak tentang siapa yang menggantikannya[6][6][6].
Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan
pertempuran antara para calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur
karenanya.[7][7][7]Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah
anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing
Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika
membantu ayahnya merebut tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut takhta
Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian
ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada
suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan
mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati
asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad
Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur
Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen.
Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia lalu
menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata
istri Sunan sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas
pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh
Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.
Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang
sangat besar pengaruhnya, istri adipati Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat
senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan Arya Penangsang. Salah
satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang
berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya
Penangsang. Pada tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.[8][8][8]
Runtuhnya Kerajaan Demak tak
berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin
lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah
cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kerajaan
Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang
bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak
berkembang dengan pesat. Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah
pertanian yang luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama beras. Selain
itu, Kerajaan Demak juga tumbuh menjadi sebuah kerajaan maritim karena letaknya
di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu, Kerajaan Demak
disebut juga sebagai sebuah kerajaan yang agraris-maritim. Pada masa
pemeritahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak cukup luas, meliputi
Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah yang ada di
Kalimantan. Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis. Kerajaan Demak tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga
tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali adalah penyebar agama
Islam di Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam
kepada penduduk Jawa.
Hasil
kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri
adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai
kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan
Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari
kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan
(tatal).
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah
seorang dari Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa
Kerajaan Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat
masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau
kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.
Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan
kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato
(putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen
(adik Sultan Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang
membunuh Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan
Aria Pangiri memohon bantuan kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu,
Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan
ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir
dari Kerajaan Demak.
3.2 SARAN
·
Pentingnya pelestarian sejarah Kerajaan Demak pada
khususnya, umumnya ditempuh oleh Para Ulama zaman dahulu dalam menyebarkan
Syiar Islam.
·
Banyaknya pemahaman-pemahaman yang keliru yang bisa
menjerumuskan warga masyarakat dan peziarah kejurang kemusrikan.
LAMPIRAN
PETA KESULTANAN DEMAK
MAKAM SUNAN KALIJAGA
BEDUG DAN KENTONGAN
SOKO TATAL
SITUS KOLAM WUDLU BERSEJARAH
PINTU BLEDEK
MASJID AGUNG DEMAK
SOKO GURU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar