Media sosial dalam dunia pendidikan
Media sosial adalah sebuah
media yang isinya diciptakan dan didistribusikan melalui sebuah interaksi
sosial. Media sosial merupakan sebuah aplikasi yang mengijinkan
penggunanya berinteraksi dan memberikan timbal balik dengan sesama pengguna;
membuat, mengedit dan membagikan informasi dalam berbagai bentuk. Pertumbuhan media sosial
selama beberapa tahun terakhir telah membawa perubahan cara pemanfaatan
internet bagi penggunanya dalam dunia pendidikan. Media sosial dalam dunia
pendidikan secara fungsinya dikondisikan sebagai bentuk kolaborasi, keramahan,
dan kreativitas penggunanya. kondisi yang terjadi kini, banyak kalangan
masyarakat belum menyadari pentingnya kebutuhan sosial media dan internet dalam
dunia pendidikan.
Halpin dan Tuffield,
mengatakan pentingnya untuk menyadari bahwa dari sisi luar sebuah web dalam
internet selalu bersifat sosial. Penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan
dirasakan belum dipandang istimewa. Penggunaan media sosial dalam dunia
pendidikan sebagai media belajar telah dipandang penting pada pendidikan dengan
jenjang yang lebih tinggi, karena sebagai bagian dalam dunia ber-jaringan sosial,
pengguna media telah melampaui diri mereka sendiri dan menjadi bagian dalam
suatu jaringan yang lebih luas. Proses pendidikan yang merupakan sebuah proses
terstruktur dalam menyerap informasi dan ilmu pengetahuan.
Pemanfaatan media sosial dalam proses belajar
Proses belajar merupakan
sebuah proses penyampaian informasi, ilmu pengetahuan, informasi yang secara
formal dan informal sering terjadi di sekeliling kita. Proses belajar merupakan
sebuah kondisi mengenai kapasitas individu untuk mengetahui lebih luas. Melalui
sebuah media sosial, pengetahuan dan proses belajar tidak lagi hanya berfokus
pada akumulasi pengetahuan individu sebelumnya. Terlepas dari baik ataukah
buruk, menggunakan media tersebut sebagai media dalam proses belajar, maka
jelas bahwa aplikasi dan perangkat media sosial telah berhasil menyediakan
sebuah konsep tantangan baru dalam pembentukan pendidikan formal yang telah ada
saat ini.
Pemanfaatan media sosial
sebagai media belajar telah menunjang sebuah teori klasik mengenai teori
pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar sosial berfokus
pada bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain sebagai
subjek belajarnya, proses belajar ini telah ditunjang oleh media digital
seperti bagaimana seseorang belajar menggoreng telur dengan melihat video orang
lain menggoreng telur.
Selain belajar mengenai
sebuah perilaku sederhana mengenai keahlian seseorang, dalam media sosial dapat
pula ditemukan bagaimana seorang individu belajar dan mulai memikirkan
konsekuensi yang akan timbul dari perilaku yang dilakukan oleh subjek
belajarnya. Media sosial pada kelanjutannya tidak hanya mengajarkan bagaimana
sebuah teknologi komunikasi dan informasi
memberikan dampak, tetapi juga mengajarkan bagaimana sebuah teknologi
komunikasi diserap dan diadopsi. Pemanfaatan Media sosial kini banyak terjadi
pada proses pendidikan jarak jauh (e-learning) dimana
proses belajar mengajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas, jarak, dan waktu.
Peran Media sosial bagi remaja
Media sosial telah menjadi
sebuah sarana umum yang dipergunakan dalam kehidupan individu sehari-hari dan
era baru dalam proses belajar mengajar. Penyebaran informasi yang terjadi dalam
kalangan remaja terbilang sangat cepat akibat media sosial, diungkapkan oleh
Grant and meadows. bahwa informasi dalam media sosial berkembang dan menyebar
luas seperti virus dalam tubuh. Anak-anak pada usia remaja di Indonesia sangat
cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang ada saat ini. Maka,
tidaklah mengherankan jika kita berada di pusat keramaian, kita dapat melihat para
remaja yang saat ini minimal menggunakan sebuah perangkat digital untuk
membantu aktivitas mereka.
Media sosial memiliki daya
tariknya sendiri bagi setiap kalangan, begitupula dengan kalangan remaja.
Berdasarkan hasil riset yang
dilakukan oleh kementrian Kominfo dalam penelusuran para pengguna
aktivitas online pada anak usia remaja tahun 2014, ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan media sosial sangat melekat dengan kehidupan remaja sehari-hari.
Dalam studi ini ditemukan bahwa dari 98 persen remaja yang di survei tahu
tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet. Daya
tarik internet dan media sosial inilah yang kemudian memegang peranan penting
dalam membangun kemampuan berkomunikasi seseorang. Remaja saat ini begitu peka
dengan perubahan yang terjadi dalam teknologi sosial, mereka mengikuti
perkembangan tersebut dan menguasainya dengan proses belajar menggunakan metode
“Trials and Error”.
Pendidikan Remaja Indonesia
Pada dunia pendidikan
remaja kini, proses belajar tidak lagi terfokus pada penyampaian informasi yang
dibatasi dinding-dinding kelas. Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
jejaring sosial sangat popular pada perkembangan komunikasi saat ini. Sosial
media menciptakan sebuah budaya baru dimana para pengajar dan para peserta
didiknya tidak hanya dapat melakukan proses belajar di dalam konteks ruangan
secara fisik, namun karena munculnya media sosial memungkinkan proses
pendidikan dilakukan dalam ruang lain secara maya. Penggunaan sosial media secara
formal dapat diartikan sebagai kombinasi antara belajar secara analog maupun
secara online. Komunikasi media sosial yang terintegrasi dengan baik melahirkan
lingkungan belajar yang baru, peran guru perlahan berubah karena adanya
teknologi media yang berkembang. Peran guru yang awalnya merupakan pemberi
pengetahuan, kini berubah menjadi pihak yang menfasilitasi pembagian
pengetahuan karena informasi dan ilmu yang didapat oleh para peserta didik
tidak lagi hanya didapat dari guru saja.
Penggunaan media sosial
sebagai pembangun kualitas pendidikan mulai digalakkan.
Berdasarkan penelitian
Rasmita Kalasi di tahun 2014, diperoleh hasil bahwa 90 persen peserta didik
yang duduk di tingkatan fakultas menggunakan sarana media sosial dalam belajar
dan mengerjakan tugasnya atau menggunakan media sosial untuk membangun karir di
luar dunia kelas formal. Pembangunan pendidikan remaja lewat media sosial dapat
membuktikan bahwa setiap individu pada dasarnya butuh berkomunikasi dan
terlibat di dalam sebuah komunitas, terlepas dari apapun bentuk komunitas yang
ada. Setiap siswa remaja maupun mahasiswa yang terdorong untuk menggunakan
media sosial sebagai salah satu media belajar perlu memiliki pemikiran yang
kritis sebelum menggunakannya, serta dapat menyaring informasi yang diperoleh
dalam internet dan media sosial.
Pendidikan dengan tingkat
yang lebih tinggi di Indonesia telah menerapkan sedikit demi sedikit
pemanfaatan media sosial dan internet dalam ruang lingkup didikannya. Kehadiran
Media sosial telah menjadi pelengkap dalam proses penyampaian informasi secara
digital, namun kehadirannya tidak serta merta menggantikan posisi media belajar
lain yang sifatnya analog seperti media cetak. Penggunaannya terbatas pada
kemampuan pengguna yang belum mempuni, seperti jaringan internet yang masih
sulit didapatkan pada daerah-daerah tertentu di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar