Istilah
“broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang
berantakan akibat ortu kita tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan
keluarga di rumah. Ortu nggak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik
masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan kita di
masyarakat.
Namun, broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang
tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai,
dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang
menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian.
Kondisi ini
menimbulkan dampak yang sangat besar terutama bagi anak-anak. Bisa saja
anak jadi murung, sedih yang berkepanjangan, dan malu. Selain itu, anak
juga kehilangan pegangan serta panutan dalam masa transisi menuju
kedewasaan.
Karena orangtua merupakan contoh (role model), panutan, dan teladan
bagi perkembangan kita di masa remaja, terutama pada perkembangan psikis
dan emosi, kita perlu pengarahan, kontrol, serta perhatian yang cukup
dari mereka. Orangtua merupakan salah satu faktor sangat penting dalam
pembentukan karakter kita selain faktor lingkungan, sosial, dan
pergaulan.
Nah, buat kita-kita yang mengalami broken home, gimana sih cara
mengatasinya supaya kita tetap merasa “baik-baik” saja dan tidak menjadi
malu serta tidak percaya diri atau lari dari masalah dengan cara-cara
yang salah?
Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan apabila kita
terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan ini. Awalnya sih sulit dan
tidak gampang karena kita mesti menghadapi situasi yang belum pernah
kita hadapi sebelumnya. Namun, bukankah setiap permasalahan itu ada
jalan keluarnya? Nah, berikut ini ada beberapa cara ampuh untuk
mengatasi situasi seperti itu.
1. Hadapi semuanya dengan sikap positif
Tidaklah semua yang terjadi itu merupakan hal buruk meskipun itu
sesuatu yang berdampak negatif ke kita. Kita harus mencoba menerima
keadaan dan berusaha tegar. Hal ini akan membantu kita mengatasi masalah
tersebut.
2. Berpikir positif
Peristiwa yang kita alami kita lihat dari sisi positifnya. Karena di
balik semua masalah pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Jadikan itu
semua sebagai proses pembelajaran bagi kita sebagai remaja menuju tahap
kedewasaan. Jauhkan segala pikiran buruk yang bisa menjerumuskan kita ke
jurang kehancuran, seperti memakai narkoba, minum-minuman keras, malah
sampai mencoba untuk bunuh diri.
3. Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi
Yang jelas, kita enggak boleh terjebak dengan situasi dan menghakimi
orangtua atau diri sendiri atas apa yang terjadi serta marah dengan
keadaan ini. Alangkah baiknya apabila kita bisa memulai untuk menerima
itu semua dan mencoba menjadi lebih baik. Keterpurukan bukanlah jalan
keluar. Sebaiknya sih kita bisa tegar dan mencoba bangkit untuk
menghadapi cobaan ini. Tetap berusaha itu kuncinya.
4. Mencoba hal-hal baru
Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat
positif dan dapat membentuk karakter positif di dalam diri kita.
Contohnya, mencoba hobi baru, seperti olahraga ekstrem (hiking, rafting,
skating atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa lebih fresh
(segar) dan melupakan hal-hal yang buruk.
5. Cari tempat untuk berbagi
Kita enggak sendirian lho, karena manusia adalah makhluk sosial yang
hidup berdampingan dengan orang lain. Mencari tempat yang tepat untuk
berbagi adalah solusi yang cukup baik buat kita, contohnya teman,
sahabat, pacar, atau mungkin juga saudara. Ya… usahakan tempat kita
berbagi itu adalah orang yang dapat dipercaya dan kita bisa enjoy
berkeluh kesah dengan dia.
Beberapa hal di atas dapat dijadikan acuan buat kita karena sebenarnya semua permasalahan itu ada solusinya.
Intinya enggak perlu panik atau resah karena kita sebagai anak memang
enggak bisa mengelak apabila itu terjadi pada keluarga kita walaupun
kita tidak menginginkannya. Enggak perlu panik ataupun sampai depresi
menghadapinya. Walaupun berat, kita juga mesti bisa menerimanya dengan
bijak. Karena siapa sih yang mau hidup di tengah keluarga yang broken
home? Pasti semua anak enggak akan mau mengalaminya.
Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan
kita masih panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlah
situasi ini sebagai sarana dan media pembelajaran guna menuju
kedewasaan. Ingat, kita tidak sendiri dan bukanlah orang yang gagal.
Kita masih bisa berbuat banyak serta melakukan hal positif. Menjadi
manusia yang lebih baik belum tentu kita dapatkan apabila ini semua
tidak terjadi. Mungkin saja ini merupakan sebuah jalan baru menuju
pematangan sikap dan pola berpikir kita.
Terima kasih semoga info ini bermanfaat bagi kalian semua yang
terjebak di keluarga broken home. Tetaplah menjalani hidupmu dengan
penuh optimis karena kamu tidak sendirian, masih ada Allah yang
mengasihi kamu dan teman serta sahabat yang selalu ada buat kamu
berkeluh kesah. Jalanilah hidupmu dengan rasa optimis. See you ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar